Sabtu, 09 Mei 2020

Masa Pandemi Part 1: Awal Kemunculan Virus

Lockdown Kota Wuhan (Sumber: Liputan6.com)


Sudah dua bulan lebih kiranya negeri ini memasuki masa pandemi. Selama itu pula kita hidup dengan cara yang berbeda: jaga jarak, rajin cuci tangan, harus pakai masker kalau harus keluar rumah, dan masih banyak lagi prasyarat lainnya. Semua itu karena di masa pandemi ini kita hidup di tengah ancaman Virus Corona.

Virus ini mula-mula ditemukan di Wuhan pada akhir tahun 2019, hanya beberapa hari sebelum memasuki tahun 2020. Lalu pada Bulan Januari virus itu mulai menyebar di dataran China. Perlahan tapi pasti, kota-kota di China mulai dijangkiti virus.

Pada awal kemunculannya di Wuhan, aku terus mengikuti perkembangan virus ini dari kabar-kabar media asing di internet. Sungguh gambaran yang mengerikan. Seseorang tiba-tiba bisa pingsan di tengah jalan. Masyarakat berbondong-bondong pergi ke rumah sakit ingin memeriksakan kesehatan mereka. Di antara mereka bahkan tampak ada yang tergeletak di lantai, entah pingsan atau sudah mati. Kerumunan itu tak sudi menolong karena takut tertular. Belum lagi para tenaga medis yang frustasi dan marah-marah karena harus mengurus huru-hara pasien yang sebegitu banyaknya.

Beberapa waktu kemudian, kabar dari media asing itu semakin menakutkan saja. Beberapa dokter di China dilaporkan meninggal ikut tertular virus. Bahkan, Dokter Li Wenliang, dokter yang pertama kali melaporkan adanya infeksi virus tersebut, ikut meninggal dunia. Kejadian itu menjadi duka nasional di China.

Sampai sejauh itu aku masih menganggap Virus Corona hanya virus-nya China saja. Tak ada kekhawatiran sama sekali virus itu bakal sampai ke Indonesia. Apalagi waktu itu Kota Wuhan sudah dikarantina. Tak perlu khawatir virus tersebar sampai mana-mana.

Sementara aku di Indonesia melanjutkan keseharian seperti biasa. Pada 2 Februari aku masuk kerja untuk pertama kali di sebuah perusahaan media online. Hal ini tentu membuatku tersibukkan dengan pengalaman memasuki dunia kerja yang baru pertama kali kurasakan. Di sana aku bertemu teman-teman baru. Pengalaman baru siap menanti, dan aku begitu antusias menghadapinya.

Bahkan setelah tiga minggu menjalani masa-masa kerja, tak ada satupun kekhawatiranku akan Virus Corona itu. Ketika libur, aku bisa menghabiskan waktu refreshing, berkunjung ke perpustakaan, keliling kota, membeli buku. Atau kadang juga aku nongkrong di pinggir rel kereta, lihat kereta api lalu lalang. Sambil mempersiapkan tes CPNS-ku besok tanggal 28 Februari di Jakarta.

Saat itu aku benar-benar menikmati bagaimana rasanya pertama kali masuk dunia kerja. Rasanya seperti ada semerbak harum di mana-mana. Aroma itu menyebar ke tiap sudut-sudut ruangan kantor, tercium sepanjang perjalanan pulang, lalu ketika libur, bau aromanya makin tajam tercium waktu refreshing keliling kota. Hingga akhirnya tanggal 25 Februari, aku memperoleh gaji untuk pertama kali. Sebuah titik penting dalam perjalanan hidupku. Perkembangan soal Virus Corona yang sudah mulai menyebar ke luar China sedikit tak kupedulikan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jelajah Lereng Merapi: Aktivitas Penambang Pasir di Aliran Kali Putih

  Plang larangan menambang pasir di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi Selama ini lereng barat Gunung Merapi merupakan kawasan yang sering...